BAB
I
Diagnosis
Sosial
A. Diagnosis
sosial puskesmas
Puskesmas Kedungmundu terletak di Jl. Sambiroto RT . 1 RW .1 Kec
Tembalang dengan luas wilayah kerja 14244890 Km2. Puskesmas Kedungmundu merupakan puskesmas induk yang
melayani 7 kelurahan dan dibantu 4 Puskesmas pembantu yang keberadaannya di
kelurahan Sendangguwo, sambiroto, sendangmulyo, mangunharjo. Jumlah
penduduk tahun 2011 adalah 94.880 Jiwa dengan 25.509 Kepala keluarga. Jumlah
penduduk masing-masing kelurahan dijelaskan pada table dibawah ini:
Tabel 1. Jumlah penduduk
berdasarkan kelurahan
Kelurahan
|
Laki – laki
|
perempuan
|
Kedungmundu
|
4693
|
4745
|
Tandang
|
8931
|
288
|
Jangli
|
2767
|
2780
|
Sendangguwo
|
9327
|
8740
|
Sendangmulyo
|
13940
|
13795
|
Sambiroto
|
5180
|
4898
|
Mangunharjo
|
3087
|
3169
|
JUMLAH
|
47.925
|
46.955
|
Program puskesmas:
1.
Program promosi
kesehatan
2.
Program kia/kb
3.
Program gizi
4.
Program kesehatan
lingkungan
5.
Program pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular
- Program
pengobatan
B. Diagnosis sosial panti asuhan
hamdan
Panti asuhan hamdan berlokasi di dukuh gendong RT.02.RW.
08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang. Jumlah keseluruhan
anak-anak panti tersebut sejumlah 55
anak yang terdiri dari :
1. Anak TK berjumlah 12 anak
2. Anak SD berjumlah 25 anak
3. Anak SMP berjumlah 11 anak
4. Anak SMA berjumlah 7 anak
Anak-anak yang diasuh di panti asuhan hamdan, hidup cukup rukun dan cukup menjaga
keakraban sesama warga panti sehingga mereka merasa nyaman tinggal di panti. Panti asuhan hamdan memiliki 8
kamar untuk anak-anak panti. Keterbatasan jumlah kamar membuat setiap kamar
dihuni 4-5 anak. Kebanyakan dari anak panti masih kurang menjaga
kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Hal itu terlihat dari kebersihan diri
yang rendah, kamar tidur yang berantakan, lantai tempat tinggal yang kotor, kamar
mandi yang masih kotor dan tidak terawat, selain itu prilaku membuang sampah sembarangan masih kerap
dilakukann anak-anak panti asuhan hamdan.
BAB II
Diagnosis Epidemiologi
A.
Permasalahan
Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang
terdapat di puskesmas dan panti asuhan
hamdan,
yaitu: penyakit ISPA, dermatitis, penyakit gigi, diare, hipertensi dan penyakit
diabetes mellitus.
a. Penyakit diare
Peyakit diare disebabkan oleh beberapa
faktor seperti :
1.
Faktor perilaku :
« Perilaku jajan
sembarangan, Mengkonsumsi jajanan merupakan hal yang lazim dilakukan terutama
pada anak-anak. Jajan sembarangan dapat mengakibatkan sakit perut dan diare
karena kehygienisan jajanan tersebut tidak dapat dipastikan, selain itu
tingginya kandungan zat kimia dalam jajanan misal seperti makanan/minuman
berwarna dapat mengakibatkan gangguan pada pencernaan yang dapat mengakibatkan
diare
« Perilaku tidak
mencuci tangan sebelum makan, Perilaku mencuci tangan dapat mengurangi maupun
menghilangkan kuman yang terdapat ditangan sehingga mengurangi kemungkinan
terkena diare.
2.
Faktor lingkungan
« Air yang kurang
bersih, Air memiliki peranan penting dalam kehidupan. Penggunaan air yang
bersih sebaiknya diterapkan dalam keseharian, misalnya penggunaan air bersih
untuk memasak akan mencegah timbulnya penyakit diare.
« Lingkungan yang
kotor, Lingkungan juga berperan penting dalam terjadinya diare. Lingkungan yang
kotor memungkinkan hidupnya kuman- kuman yang dapat melekat pada benda mati
maupun benda hidup. Kuman- kuman tersebut dapat masuk kedalam tubuh saat kita
melakukan aktifitas misalnya saat makan yang akhirnya dapat menyebabkan diare.
b. Dermatitis
1.
Faktor perilaku
« PHBS misalnya
seperti personal hygiene yang rendah.
PHBS memiliki efek yang sangat penting terhadap derajat
kesehatan. Prilaku hidup bersih dan sehat yang paling sederhana dapat dilakukan
dengan penjagaan personal
2.
Faktor lingkungan, Air yang kurang bersih dapat memicu
timbulnya penyakit dermatitis, misalnya mandi dengan air yang tidak bersih
dapat menimbulkan gatal-gatal pada kulit.
c. Penyakit ISPA
1.
Faktor perilaku
« Jajan
sembarangan, Konsumsi makanan berminyak seperti gorengan, konsumsi es
berlebihan dapat menjadi faktor resiko timbulnya penyakit ISPA.
2.
Faktor lingkungan
« Cuaca yang
buruk (tidak menentu), Perubahan cuaca dapat mempengaruhi kondisi tubuh.
Penyakit ISPA biasanya menyerang pada saat adanya pergantian cuaca misal dari
yang panas ke cuaca hujan.
« Ventilasi
tempat tinggal yang kurang memadai, Kurangnya ventilasi akan mempersulit
pertukaran udara dalam satu ruangan sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
faktor risiko terkena ISPA.
« Kepadatan
hunian, Merupakan faktor yang signifikan terhadap risiko ISPA, jumlah anggota
keluaraga yang lebih dari 10 dalam satu rumah lebih berisiko terkena ISPA. Sementara
pemakaian satu kamar lebih dari satu orang juga memberikan risiko yang lebih
besar untuk terkeserang penyakit ISPA.
d. Penyakit gigi
1.
Faktor perilaku
« Perilaku
menggosok gigi yangg kurang, Kebiasaan menggosok gigi secara teratur dapat
mencegah timbulnya berbagai penyakit gigi dan mulut.
« Konsumsi
makanan manis, dingin maupun terlalu panas yang dapat merusak email gigi maupun
menimbulkan caries.
2.
Faktor lingkungan
« Banyaknya
tempat yang menjual makanan manis, Ketersediaan tempat yang menjual makanan
manis semakin memperbesar kemungkinan untuk mengkonsumsi makanan manis yang
akhirnya menyebabkan penyakit gigi.
e. Penyakit
diabetes melitus
1.
Faktor perilaku
« Konsumsi
makanan manis, Tingginya asupan gula akan menyebabakan kadar gula dalam darah
melonjak tinggi yang disebut penyakit diabetes.
« Kurang tidur,
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme menjadi terganggu. Kurang tidur
membuat proses memproses glukosa menurun secara drastis yang memungkinkan risiko
diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam
darah yang memicu peningkatan nafsu makan. Didorong rasa lapar penderita
gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang akhirnya membuat
kadar gula darah naik.
« Kurang olahraga,
Kurang olahraga dapat mengakibatkan obesitas dan akhirnya mengakibatkan
penyakit diabetes melitus.
« Stress, Kondisi
stress akan meningkatkan produksi hormon epineprine dan kortisol supaya gula
darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktifitas.
« Kecanduan rokok,
Risiko terjadinya diabetes lebih besar pada perokok aktif.
« Penggunaan pil
kontrasepsi, Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen
dan progestin, atau progestin saja. Pil kontrasepsi sering menyebabkan
perubahan kadar gula darah, kerja pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja
insulin yang akan berefek pada pankreas juga.
2.
Faktor lingkungan, Kurangnya pengawasan dari anggota
keluarga terkait pola makan dan pola hidup yang sehat.
f. Hipertensi
1.
Faktor perilaku
« Konsumsi
makanan tinggi garam
« Konsumsi
makanan berlemak
« Kebiasaan merokok, Nikotin menyebabkan
peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap oleh pembuluh darah kecil
dalam paru-paru dan akan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak. Otak
kemudian akan melepas efinefrin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung bekerja lebih berat sehingga tekanan menjadi tinggi.
« Stress, Beban pekerjaan
cenderung meningkatkan aktifitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan
darah secara tidak menentu.
« kurang olahraga,
Olahraga isotonik dan teratur menetralkan tekanan darah perifer dan sebaliknya
kurang olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya tekanan darah tinggi.
« konsumsi minuman
beralkohol, Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah ataupun sampai merusak
pembuluh darah.
2.
Faktor lingkungan
Kurangnya pengawasan dari anggota keluarga terkait pola makan
dan pola hidup yang sehat.
diare
dermatitis
ISPA
|
diabetes
|
|
lingkungan yg kurang
bersih
polusi udara(berdebu)
air yang kurang bersih
kurangnya pengawasan keluarga
Gambar 1. Skema diagnosis epidemiologi
Berdasarakan skema diatas yang menjadi masalah sosial
adalah kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
sehingga timbulnya berbagai penyakit kurang dapat dicegah.
masalah
|
ISPA
|
dermatitis
|
p. gigi
|
DM
|
hipertensi
|
diare
|
horizontal
|
ISPA
|
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
1
|
dermatitis
|
|
|
+
|
+
|
+
|
+
|
4
|
p. gigi
|
|
|
|
-
|
-
|
-
|
0
|
DM
|
|
|
|
|
-
|
+
|
1
|
hipertensi
|
|
|
|
|
|
+
|
1
|
Diare
|
|
|
|
|
|
|
0
|
Total vertikal
|
0
|
1
|
0
|
2
|
3
|
2
|
|
Total horizontal
|
1
|
4
|
0
|
1
|
1
|
0
|
|
Total
|
1
|
5
|
0
|
3
|
4
|
2
|
|
prioritas
|
V
|
I
|
VI
|
III
|
II
|
IV
|
|
B.
Prioritas masalah
berdasarkan teori Hanlon
Keterangan : jika masalah pada
kolom kiri lebih penting dari diatasnya maka diberitanda (+) pada kotaknya, dan bila kalah penting
diberi tanda (-), yang dikerjakan hanya disebelah kanan dari garis diagonal.
Berdasarkan penskoringan melalai teori hanlon kualitatif
diatas, yang menjadi prioritas masalah adalah penyakit dermatitis. Penyakit ini
dijadikan sebagai prioritas karena ditemukannya Kejadian Luar Biasa (KLB) di
panti asuahan hamdan, kelurahan sendangmulyo yang merupakan salah satu wilayah
kerja dari puskesmas kedungmundu.
BAB III
Diagnosis Perilaku Dan Lingkungan
Pada
bab ini akan dibahas penyebab terjadinya penyakit yang menjadi prioritas
masalah dari bab sebelumnya yaitu penyakit dermatititis dan akan dilihat dari
penyebab perilaku maupun lingkungan.
a. Penyebab
perilaku :
PHBS yang kurang terkait penyakit
dermatitis.
non perilaku :
air yang kurang bersih dan lingkungan
tempat tinggal yang kotor dan berdebu.
b. preventive
behavior : meningkatkan Prilaku hidup bersih dan sehat
treatment
behavior : jika terjadi dermatitis langsung
di beri obat (salep)
c. importance perilaku : kurang memperhatikan PHBS
dalam kehidupan sehari- hari.
Tabel 3.
Changeability Perilaku (dapat dirubah)
Health behavior
|
relevance
|
Social aproval
|
advantages
|
complexity
|
Visibilityor
trialbility
|
Competibility
with value
|
Observability
|
Jarang mandi
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Jarang membersihkan
tempat tidur
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Tidak menaruh
pakaian pada tempatnya (penempatan yang sembarangan)
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Setelah bermain
kotor tidak langsung mandi
|
+
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
Keterangan : pemberian tanda (+) apabila perilaku
mudah diubah
: pemberian tanda
(-) apabila perilaku sulit diubah
A.
Diagnosis Perilaku
|
More
important
|
Less
important
|
More
changeable
|
·
Jarang mandi
·
Membersihakan
tempat tidur
·
Tidak
menaruh pakaian pada tempatnya (penempatan yang sembarangan)
|
-
|
Less
changeable
|
Setelah bermain kotor-kotoran
tidak langsung mandi
|
-
|
Berdasarkan tabel
diatas yang menjadi target perilaku yaitu perilaku yang penting dan mudah
diubah, yaitu perilaku jarang mandi, membersihakan tempat tidur, tidak menaruh
pakaian pada tempatnya.
B.
Diagnosis
Lingkungan
|
More
important
|
Less
important
|
More
changeable
|
·
Lingkungan
yang kotor dan berdebu
·
Air yang
tidak bersih
|
-
|
Less
changeable
|
-
|
-
|
Berdasarkan tabel
diatas yang menjadi target lingkungan yaitu penyebab dari lingkungan yang penting dan mudah diubah, yaitu lingkungan
yang kotor dan berdebu dan air yang tidak bersih
Tujuan perilaku
Who :
anak- anak panti asuhan hamdan
What :
PHBS yang kurang
How much :seluruh
anak panti yang berjumlah 55 anak.
When :
setelah penyuluhan
Where :dukuh
gendong RT.02.RW.08 kelurahan sendang mulyo kecamatan
tembalang,semarang
Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh anak-anak panti asuhan hamdan
dukuh gendong RT.02.RW.08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang,
di harapakan anak-anak membiasakan diri untuk
selalu hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai penyakit
khususnya penyakit dermatitis..
BAB IV
Dagnosis Pendidikan Dan Organisasi
A.
Predisposing
factor
Yaitu
faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, tradisi dan
sebagainya. Perilaku sesorang tentang kesehatan ditentukan dan dibentuk oleh
pengetahuan yang diterima. Kemudian timbul persepsi dari individu dan
memunculkan sikap, keyakinan dan persepsi yang dapat memotivasi dan mewujudkan
keinginan menjadi suatu perbuatan.
Penguatan konsep mulai dari tahu
menjadi mau dan mampu akan terlaksana apabila ada faktor eksternal yang turut
mempengaruhi situasi di luar diri individu. Persepsi untuk proses perubahan
perilaku menjadi perilaku hidup bersih dan sehat adalah penilaian gagasan yang
diperkenalkan kepada individu dan diharapkan untuk diterima dan diproses oleh
individu tersebut sehingga memunculkan sikap individu menerima dan
memformulasikan ide tersebut menurut versi dirinya sendiri.
Pengetahuan : pengetahuan anak-anak
panti asuhan hamdan tentang PHBS
terutama yang terkait pencegahan dermatitis masih
sangat minim.
Sikap : anak-anak terkesan tidak mau tahu tentang pentingnya PHBS terutama yang terkait dengan pencegahan
dermatitis.
Persepsi : anak-anak panti asuhan
hamdan menganggap bahwa penyakit kulit (dermatitis)
itu sudah hal yang biasa
B.
Reinforcing
factors (penguat)
Adalah
faktor-faktor yang mendorong dan memperkuat terjadinya perilaku. Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang rendah pada anak-anak panti semakin diperparah
akibat kurangnya pengawasan dari pihak pengelola panti asuhan hamdan.
C.
Enabling factor (pemungkin/pendorong)
Yaitu
faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang
dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas
untuk terjadinya perilaku kesehatan.
Kurang
tersedianya air bersih
Kamar
mandi yang tidak memadai
Jumlah kamar yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah anak panti asuhan hamdan.
BAB V
Diagnosis Administrasi dan Kebijakan
A.
Diagnosis
administrasi dan kebijakan puskesmas
v Sumber
Daya Puskesmas
·
Dokter Umum :
5 Orang ( Termasuk Kepala Puskesmas
)
Dokter
gigi :
2 Orang
KA TU :
1 Orang
Surveilens Epidemiologi : 1 Orang
Promkes :
1 Orang
Bidan :
6 Orang
Perawat
Umum : 7 Orang
Petugas
Gizi :
1 Orang
Analis : 2 Orang
Asisten
apoteker : 2 Orang
Perawat
gigi :
2 Orang
Hygiene
sanitasi : 1 Orang
TU : 5 Orang
Wiyata
Bakti : 1 Orang
v Sumber
dana
Puskesmas kedungmundu
mendapatkan dana dari :
APBD II
Jamkesmas
/BOK
Askes
v Kebijakan yang dilakukan puskesmas terkait masalah
penyakit dermatitis yaitu melalui:
program penyuluhan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Pengobatan
B.
Diagnosis
administrasi dan kebijakan panti asuhan hamdan
v Pendanaan: sumber dana utama diperoleh dari pemilik panti sendiri.
v Belum adanya kebijakan dan peraturan
secara tegas dari
pihak pengelola panti asuhan untuk membiasakan
PHBS dalam kehidupan sehari-hari
v Belum adanya fasilitas
kamar maupun kamar mandi
yang memadai
Bab VI
Plan Of Action (Poa) Dan Rencana Evaluasi
Alur perencanaan :
1.
Penetapan
Tujuan
2. Merumuskan
keadaan saat ini
3. Mengidentifikasi
segala kemudahan dan hambatan
4. Membuat
POA
1.
Penetapan Tujuan
Di dalam
menetapkan tujuan sebelumnya di tetapkan terlebih dahulu skala prioritas,
melalui skoring atas beberapa permasalahan yang ada di puskesmas kedung mundu
dan panti asuhan hamdan (seperti yang dijelaskan pada bagian diagnosa
epidemiologi).
Tujuan program
menurunkan
angka kesakitan akibat penyakit dermatitis menurun sebesar 75%.
Tujuan perilaku
o Who :
anak- anak panti asuhan hamdan
o What :
PHBS yang kurang
o How much : seluruh
anak panti yang berjumlah 55 anak.
o When :
setelah penyuluhan
o Where :
dukuh gendong RT.02.RW.08 kelurahan
sendang mulyo kecamatan
tembalang,semarang
Tujuan pendidikan
Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh anak-anak
panti asuhan hamdan dukuh gendong RT.02.RW.08
kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang, di harapakan anak-anak membiasakan diri
untuk selalu hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai penyakit khususnya
penyakit dermatitis.
2.
Merumuskan keadaan
saat ini
Analisa situasi organisasional
Man :
kurangnya tenaga kesehatan di
puskesmas
Money :
dana terbatas
Material : kurangnya fasilitas kesehatan di dalam puskesmas
Method : kurang di adakan
penyuluhan keterkait masalah kesehatan yang ada
3.
Mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan
Analisa SWOT
a. Strength
• Biaya pengobatan terjangkau
• Lokasi strategis
b. Weakness
• Fasilitas kesehatan kurang
• Tenaga kesehatan terbatas
• Dana terbatas
• Kurangnya keramahan petugas dalam memberikan pelayanan
kesehatan
c. Opportunity
Deras nya arus informasi (televisi dan media cetak) yang
secara tidak langsung dapat membantu program kesehatan
d. Treat
• Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya suatu penyakit
• Maraknya pengobatan-pengobatan tradisional yang menjadi
pilihan utama masyarakat untuk berobat
4.
Plan of action
no
|
Program
|
Kegiatan
|
Sasaran (populasi)
|
Target kuantitatif
|
lokasi
|
biaya
|
penanggungjawab
|
Pelaksana
|
waktu
|
Keterangan
|
1
|
P2M
|
Penyuluhan tentang PHBS
terutama yang terkait pencegahan penyakit dermatitis.
|
Seluruh masyarakat kecamatan tembalang
|
85% masyarakat
memahami PHBS
|
Lapangan umum
setiap kelurahan
|
5.000.000
|
Kepala puskesmas dan kepala program P2M kedung mundu
|
Staf P2M
|
Dari bulan
januari - februari 2013
|
-
|
2
|
P2M
|
Gotong royong
|
Seluruh masyarakat
|
95% lingkungan
bersih
|
Lingkungan sekitar tempat tinggal warga
|
1.000.0000
|
Kepala puskes, kepala program P2M dan kesling
|
Staf P2M dan Kesling
|
Dari bulan maret- april 2013
|
-
|
3
|
P2M
|
Pengobatan gratis pada penderita dermatitis
|
Seluruh masyarakat kecamatan kedung mundu.
|
85% angka
kesakitan akibat dermatitis menurun
|
Lapangan
kelurahan sambiroto
|
2.000.000
|
Kepala puskesmas dan kepala program P2M kedung mundu
|
Staf puskesmas
|
bulan januari 2013
|
-
|
4
|
P2M
|
Penyuluhan tentang PHBS terkait penyakit dermatitis
pada anak panti asuhan hamdan
|
Anak-anak panti asuhan hamdan
|
75% mampu mempraktekkan PHBS (personal hygiene) dalam
kehidupan sehari-hari
|
Panti asuhan hamdan berlokasi di dukuh gendong
RT.02.RW. 08 kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang
|
300.000
|
Seluruh anggota kelompok dan pengelola panti asuhan
|
Pelaksaan penyuluhan dimulai dari pembukaan, pemberian
materi, kuis , hiburan, penutup, pembagian jedah
•
Moderator:
novi
•
Pemberi
materi : siska
•
kuis : ishak
dan hana
•
Konsumsi:
seluruh anggota kelompok
|
Tgl 19 des 2013 pukul 16.00- selesai
|
-
|
Rencana
Evaluasi
a.
Penyuluhan PHBS
pada masyarakat kecamatan tembalang :
Evaluasi akan dilakukan pada
bulan maret 2013 dan setiap 3 bulan untuk bulan-bulan berikutnya.
b.
Gotong royong pada
lingkungan tempat tinggal warga kecamatan tembalang :
Evaluasi akan dilakukan pada bulan mei 2013 dan setiap
bulan untuk bulan-bulan berikutnya
c.
Pengobatan gratis
penyakit dermatitis:
Evaluasi akan dilakukan pada bulan
februari 2013 dan bulan-bulan berikutnya
d.
Penyuluhan PHBS
terkait penyakit dermatitis pada anak panti hamdan:
Evaluasi akan dilakukan pada bulan
februari 20
BAB VII
Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKM
A.
Judul
Penyuluhan PHBS terkait penyakit dermatitis di panti
asuhan hamdan Panti
asuhan hamdan berlokasi di dukuh gendong RT.02.RW. 08 kelurahan sendang mulyo
kecamatan tembalang semarang
B. Tujuan
Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada seluruh anak-anak
panti asuhan hamdan dukuh gendong RT.02.RW.08
kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang semarang, di harapakan anak-anak membiasakan diri
untuk selalu hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai penyakit khususnya
penyakit dermatitis.
C. Sasaran
Seluruh anak-anak panti asuhan hamdan
No
|
TIK
|
Pokok bahasan
|
Aktivitas
|
Metode
|
Media
|
Waktu
|
1
|
Menjelaskan langkah-langkah mandi yang benar
|
Langkah-langkah
mandi yang benar
|
Penyuluh menjelaskan langkah mandi yang benar dan
sesekali berinteraksi dengan peserta penyuluhan
|
Ceramah
|
Poster dan hand
out materi penyuluhan
|
10 menit
|
2
|
Menjelaskan cara membersihkan temapat tinggal dan lingkungan
sekitarnya
|
Cara membersihkan temapat tinggal dan lingkungan
sekitarnya
|
Pelatih menjelaskan cara membersihkan tempat tinggal dan
lingkungan sekitarnya seperti kegiatan menyapu rumah, membersihkan kamar
sendiri, bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal, dll
|
Ceramah
|
Poster dan hand out materi penyuluhan
|
15 menit
|
3.
|
Menjelaskan
langkah-langkah mencuci tangan
|
Manfaat mencuci tangan
|
Penyuluh menjelaskan urutan mencuci tangan yang benar dan menjelaskan
manfaat dari cuci tangan dan meminta peserta penyuluhan ikut memperagakan
setiap langkahnya
|
Ceramah
|
Poster dan hand
out materi penyuluhan
|
10 menit
|
4.
|
Menjelaskan
tentang pengertian dan penyebab penyakit kulit (dermatitis)
|
Pengertian dan penyebab penyakit kulit (dermatitis)
|
Penyuluh menjelaskan serta mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sederhana kepada peserta penyuluhan
|
Ceramah
|
Poster dan hand
out materi penyuluhan
|
10 menit
|
5.
|
Menjelaskan cara
pencegahan dan pengobatan penyakit deramatitis
|
Pencegahan dan
pengobatan penyakit dermatitis
|
Penyuluh menjelaskan serta sesekali berinteraksi dengan para peserta penyuluhan
|
Ceramah
|
Poster dan hand
out materi penyuluhan
|
10
enit
|
D.
kegiatan
Acara
|
Aktivitas
|
Pembukaan
|
Moderator membuka acara dengan memperkenalkan anggota kelompok penyuluh,
penyampaian tujuan penyuluhan dan susunan acara
|
Kata Sambutan dari pemilik/pengelola panti
|
Bapak pemilik
panti memberikan kata sambutan pertama
|
Kata sambutan
dari perwakilan udinus
|
Kata sambutan
diwakilkan oleh salah satu anggota kelompok pemberi penyuluhan
|
Presentasi
|
Penyuluh
memnjelaskan materi penyuluhan dengan menggunakan media poster dan hand out
materi.
|
Kuis
|
Pemberian
pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah diberikan dan memberiakn
award bagi peserta yang menjawab pertanyaan.
|
Hiburan dan
pembagian jedah
|
Pengadaan acara
hiburan seperti permainan sederhana dan bernyanyi
|
Evaluasi
|
Penyuluh memilih
beberapa peserta secara acak untuk menjelaskan kembali materi penyuluhan yang
telah diberi sehingga semakin diingat dan dipahami peserta lainnya
|
Penutup
|
Acara ditutup
dengan doa dari moderator
|
BAB VIII
Laporan Evaluasi Kegiatan PKM
1.
Input
Kehadiran : anak-anak panti yang
mengikuti penyuluhan sebanyak 30 orang.
Media penyuluhan : menggunakan poster dan hand out materi
penyuluhan
Tempat penyuluhan : Aula panti
asuhan hamdan
Metode penyuluhan : Presentasi dengan menggunakan poster dan hand out materi penyuluhan,
dimana presentan menjelaskan materi dan berinteraksi dengan peserta penyuluhan.
Setelah materi selesai dipresentasikan diadakan kuis terkait materi penyuluhan
yang telah diberikan.
2. Proses
Penyuluhan
berlangsung aman terkendali
moderator membuka acara dengan perkenalan, tujuan penyuluhan, susunan
acara.
Kata sambutan dari
pemilik sekaligus pengelola panti dan kata sambutan dari perwakilan penyuluh
Presentasi dan sesekali berinteraksi dengan peserta penyuluhan
Kuis, berupa
pemberian pertanyaan seputar materi yang telah diberikan dan peserta sangat
antusias dalam menjawab.
Hiburan dan
pembagian jedah
3. Output
Adanya kesadaran akan pentingnya PHBS terutama yang
terkait dengan penyakit dermatitis dan perubahan perilaku untuk hidup bersih
dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4.
outcome
Angka
kesakitan akibat dermatitis berkurang sebesar 75 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar